Sabtu, 15 Desember 2012

PUISI CHAIRIL ANWAR

PUISI CINTA CHAIRIL ANWAR

TAMAN

Taman punya kita berdua 
tak lebar luas, kecil saja
satu tak kehilangan lain dalamnya
bagi kau dan aku cukuplah
taman kembangnya tak berpuluh warna
padang rumputnya tak berbanding permadani
halus lembut dipijak kaki
bagi kita bukan halangan
karena dalam taman punya berdua
kau kembang, aku kumbang
aku kumbang, kau kembang
kecil, penuh surya taman kita
tempat merenggut dari dunia dan 'nusia

LAGU BIASA

Diteras rumah makan kami kini berhadapan
baru berkenalan cuma berpandangan
sungguhpun samudra jiwa sudah selam berselam
masih saja berpandangan
dalam lakon pertama
orkes meningkah dengan "Carmen" pula   
ia mengerling. ia ketawa
dan rumput kering terus menyala
ia berkata suaranya nyaring tinggi
darahku berhenti berlari
ketika orkes memulai "Ave Maria"
kuseret ia kesana

SAJAK PUTIH

Bersandar pada tari warna pelangi
kau depanku bertudung sutra senja
dihitam matamu kembang mawar dan melati
harum rambutmu mengalun bergelut senda
sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
meriak muka air kolam jiwa
dan dalam dadaku memerdu lagu
menarik menari seluruh aku
hidup dari hidupku, pintu terbuka
selama matamu bagiku menengadah
selama kau darah mengalir dari luka
antara kita mati datang tidak membelah....
buat Miratku, Ratuku! kubentuk dunia sendiri,
dan kuberi jiwa segala yang dikira orang mati di alam ini!
kucuplah aku terus, kucuplah
dan semburkanlah tenaga dan hidup dalam tubuhku...

PEMBERIAN TAHU

Bukan maksudku mau berbagi nasib,
nasib adalah kesunyian masing-masing
kupilih kau dari yang banyak, tapi
sebentar kita sudah dalam sepi lagi terjaring
aku pernah ingin benar padamu, 
di malam raya, menjadi kanak-kanak kembali,
kita berpeluk cium tidak jemu,
rasa tak sanggup kau kulepaskan
jangan satukan hidupmu dengan hidupku,
aku memang tidak bisa lama bersama
ini juga kutulis di kapal, dilaut tak bernama! 


HAMPA

Sepi diluar, sepi mendesak-desak
lurus-kaku pohonan. tak bergerak
sampai kepuncak sepi memagut
tak suatu kuasa-berani melepaskan diri
segala menanti.Menanti-menanti. Sepi
dan ini menanti penghabisan mencekik
memberat-mencekung punda
udara bertuba
rontok-gugur segala. setan bertampik
ini sepi terus ada.Menanti.Menanti


SENJA DI PELABUHAN KECIL

Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
gerimis mempercepat kelam. ada juga kelepak elang
meninggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak
tiada lagi. Aku sendiri.berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai ke empat, sedu penghabisan bisa terdekap 
 

     

 
       

 
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar